Orang Tua Harus Tau! Berikut Tata Cara dan Hukum Aqiqah Menurut Islam

Sc : Google

Menurut istilah, aqiqah adalah penyembelihan hewan qurban karena kelahiran seorang bayi dari sebuah keluarga sebagai rasa syukur atas karunia keturunan dari Allah SWT. Hukum aqiqah menurut ulama mazhab syafi’i adalah sunnah dilakukan oleh pihak-pihak yang wajib menafkahi anak tersebut. Sedangkan menurut ulama mazhab Hanafi menyatakan bahwa aqiqah hukumnya mubah dan tidak sampai mustahab (dianjurkan).

Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum aqiqah tidak wajib. Namun, aqiqah akan menjadi wajib hukumnya jika di-nadzarkan sebelumnya. Dalam Islam, Aqiqah memiliki banyak manfaat yang menyertainya diantaranya adalah upaya mewujudkan sunnah dan teladan dari Rasulullah, menumbuhkan kepedulian antar sesama dan mempererat tali silaturahmi. Sebelum melakukan aqiqah pada anak, terdapat tata cara dan ketentuan aqiqah yang perlu diketahui oleh orang tua. Berikut adalah tata cara yang perlu diperhatikan saat melakukan aqiqah : 

1. Jumlah hewan yang disembelih
Jumlah yang disembelih untuk aqiqah anak laki-laki adalah sebanyak dua ekor. Sedangkan perempuan satu ekor. Tetapi, tata cara aqiqah untuk anak laki-laki dan perempuan biasanya sama.
2. Syarat memilih hewan aqiqah
Hewan yang disembelih saat aqiqah memiliki syarat yang sama dengan hewan yang disembelih ketika kurban, diantaranya harus berkualitas, sehat, tidak cacat dan bebas dari berbagai penyakit. Usia hewan minimal setengah tahun.
3. Waktu pelaksanaan aqiqah
Pendapat ulama menyebutkan bahwa aqiqah dianjurkan dilaksanakan 7 hari setelah kelahiran anak. Namun, jika belum memungkinkan, dapat diganti di hari ke-14 atau ke-21.
4. Menyembelih hewan aqiqah
Ketika menyembelih hewan aqiqah, penyembelih tidak mematahkan tulang dari sembelihan. Ini dilakukan agar hikmah yang terkandung adalah tafa’ul atau berharap akan keselamatan tubuh dan anggota badan dari anak tersebut. Penyembelih juga diharuskan untuk membaca doa.
5. Mengolah daging aqiqah
Terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini, ada ulama yang menyebutkan bahwa daging aqiqah dapat dibagikan secara mentah. Namun, banyak ulama yang mengutamakan agar daging aqiqah dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan. Menurut hadits Aisyah r.a juga menyebutkan bahwa daging aqiqah disunahkan untuk dikonsumsi sebagian. Sementara itu, sisanya dibagikan kepada saudara, tetangga dan fakir miskin.
6. Memberi nama dan mencukur rambut saat aqiqah
Sebaiknya anak diberikan nama yang memiliki arti baik untuk anak. Hal ini agar nama yang diberikan orang tua menjadi cerminan dan doa agar anak tumbuh dengan baik hingga dewasa.
7. Doa untuk bayi
Terakhir, kepada yang sedang diaqiqah, bacakan doa sebagai berikut :
U’iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli ‘ainin laammah.”

Nah, itulah hukum dan tata cara yang perlu diperhatikan oleh orang tua sebelum melakukan aqiqah kepada anak. Perhatikan dan siapkan dengan baik agar proses aqiqah anak dapat berjalan dengan lancar dan berkah, ya!

Oleh : Dzuria Hilma Qurotu Ain

Lebih Utama Menunaikan Kurban atau Aqiqah Terlebih Dahulu?

Oleh : Delia Anjali

Aqiqah dengan kurban merupakan dua ibadah yang berbeda tetapi memiliki persamaan, yaitu sama-sama ibadah yang dilakukan dengan cara menyembelih hewan ternak dan dihukumi sunnah muakkad. Perbedaan signifikan diantara keduanya terletak pada jenis hewan ternak yang digunakan dan waktu pelaksanaannya, dimana aqiqah sendiri menggunakan jenis hewan berupa domba maupun kambing dan dilaksanakan pada hari ketujuh, hari keempat belas, dan hari kedua puluh satu sejak hari kelahiran anak. Waktu pelaksanaan aqiqah tersebut bersandar pada hadits yang dirawi oleh Baihaqi yang berbunyi:

“Aqiqah disembelih pada hari ketujuh, keempat belas, dan kedua puluh satu.” (HR. Baihaqi).

Sementara, lebih banyak jenis hewan ternak yang dapat digunakan pada kurban, diantaranya berupa sapi, kerbau, unta, kambing, maupun domba. Namun, pelaksanaannya hanya terbatas pada saat hari raya Idul Adha, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang bermakna:

“Barangsiapa menyembelih (hewan kurban) sebelum kita mengerjakan salat, maka hendaklah ia menyembelih sebagai gantinya. Dan barangsiapa belum menyembelih sehingga kita selesai salat, maka hendaklah dia menyembelihnya dengan nama Allah.”(Muttafaqun Alaih).

Dalam pelaksanaannya, kedua ibadah ini seringkali membuat beberapa orang bertanya-tanya. Untuk orangtua yang belum mengaqiqahkan anaknya tetapi hendak melaksanakan kurban, untuk anak yang belum diaqiqahi oleh orangtuanya. Lebih utama menunaikan kurban atau aqiqah terlebih dahulu? Berikut jawabannya.

Hukum berkurban atas nama anak yang baru saja lahir tetapi belum diaqiqah dijawab oleh H. Abdul Somad dalam bukunya yang berjudul Ustadz Abdul Somad Menjawab, bahwa lebih diutamakan aqiqah terlebih dahulu jika anak berusia di atas 7 hari. Namun, kurban dianjurkan apabila anak belum berusia 7 hari, dengan catatan setelah kurban, anak juga diaqiqahi.

Penyembelihan hewan kurban yang bertepatan dengan 7 hari usia sang anak menjadikan kurban tersebut otomatis sebagai aqiqah bagi sang anak.

Sedangkan bagi orang yang telah berusia dewasa tetapi belum pernah melaksanakan baik aqiqah maupun kurban, maka lebih diutamakan untuk melaksanakan kurban terlebih dahulu, sebab hukum berkurban ditanggung oleh pribadi, sementara hukum aqiqah ditanggung oleh orangtua.

Imam Ramli berpendapat bahwa boleh melakukan dua niat dalam menyembelih seekor hewan, yaitu niat kurban dan aqiqah sekaligus apabila menginginkan keduanya. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam kitab Tausyikh karya Syekh Nawawi al-Bantani, yang artinya:

“Ibnu Hajar berkata bahwa seandainya ada seseorang menginginkan dengan satu kambing untuk kurban dan aqiqah, maka hal ini tidak cukup. Berbeda dengan al-‘Allamah Ar-Ramli yang mengatakan bahwa apabila seseorang berniat dengan satu kambing yang disembelih untuk kurban dan aqiqah, maka kedua-duanya dapat terealisasi.”

Namun, pendapat Imam Ramli tersebut menjadi kontradiktif apabila menyangkut pembagian dagingnya, mengingat daging aqiqah lebih afdhal dibagikan dalam kondisi siap saji, dan daging kurban lebih afdhal dibagikan dalam kondisi mentah.

Lebih jauh, masalah tersebut tentunya tidak perlu dipermasalahkan lantaran cara pembagian daging tersebut tidak menyangkut hal yang substantif. Kedua cara pembagian daging tersebut semata-mata hanyalah cara demi meraih keutamaan, bukan menyangkut keabsahan ibadah.

Setelah mengetahui ibadah mana yang mesti didahulukan antara aqiqah dan kurban. Untuk para orangtua yang merasa kurang mampu dalam melaksanakan seluruh proses aqiqah yang sesuai syariat secara mandiri, Anda dapat menghubungi jasa Syamil Aqiqah, yang menawarkan jasa aqiqah all in one, dengan pilihan paket yang bisa Anda sesuaikan sesuai kebutuhan.

Silakan konsultasi dan order langsung dengan Costumer Service kami, KLIK LINK DI BAWAH.

Menggali Makna dan Manfaat Aqiqah, Agar Niat Aqiqah Semakin Mantap!

Oleh : Delia Anjali

Aqiqah merupakan manifestasi rasa syukur orang tua atas kehadiran buah hati. Aqiqah secara bahasa menurut para ulama adalah rambut kepala bayi yang tumbuh sejak hari kelahirannya. Sementara menurut istilah, aqiqah bermakna penyembelihan hewan ternak sesuai syariat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. atas kelahiran buah hati ke dunia.

Aqiqah pertama kali dilaksanakan oleh dua cucu kembar Nabi, dari hasil perkawinan putrinya Fatimah Az-Zahra dengan Ali bin Abi Thalib, yaitu Hasan bin Ali dan Husein bin Ali, dengan dalil yang bersandar pada sabda Rasulullah Saw. Aqiqah bermakna, 

Artinya: “Dari Samurah Ra., sesungguhnya Rasulullah saw berkata “Anak yang baru lahir masih tergadai sampai disembelihkan baginya akikah pada hari yang ketujuh dari hari lahirnya, dan hari itu juga hendaklah dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. At-Tirmizi). 

Kata tergadai disini oleh sebagian ulama dimaknai dengan, jika anak tidak diaqiqahkan, maka orang tua akan terhalang dari mendapatkan syafa’at dari anak, dalam hal ini, doa dan amal shalih anak tidak akan sampai kepada orang tuanya. 

Aqiqah sendiri bertujuan untuk membebaskan anak yang baru lahir dari kondisi tergadaikan atau kondisi dimana terhalangnya orangtua mendapatkan syafa’at dari si anak. 

Kondisi tergadaikan dapat pula dimaknai sebagai “kekangan setan”, sehingga Allah jadikan aqiqah sebagai sarana untuk membebaskan anak dari kekangan setan yang akan selalu menggoda dalam usaha melakukan kebaikan.

Selain daripada untuk meraih manfaat personal yaitu membebaskan anak dari kondisi tergadai, aqiqah juga mengandung banyak hikmah terutama hikmah kepada sesama. Karena aqiqah:

  1. Merupakan sarana memperkuat persaudaraan di antara masyarakat.

Bersama kurban dan zakat, aqiqah juga merupakan salah satu ibadah untuk berbagi. Dalam proses aqiqah juga berlangsung interaksi antarmasyarakat yang pada akhirnya akan memperkuat tali persaudaraan antara satu sama lain. 

  1. Mewujudkan hubungan yang baik sesama tetangga maupun saudara dengan ikut merasakan kegembiraan atas kelahiran

Selaras dengan poin pertama, pelaksanaan aqiqah merupakan momen penuh haru dan sukacita karena semua orang bersyukur dan bergembira atas masing-masing rezeki yang Allah beri; bagi orangtua, rezekinya berupa anak; dan bagi tetangga maupun saudara, rezekinya berupa olahan masakan aqiqah. 

  1. Merupakan bentuk taqarrub dan syukur kepada Allah atas kelahiran anak

Setiap orang tua yang diberikan amanah berupa buah hati, dapat mengaqiqahi putra-putri mereka dan membagi-bagikan olahan masakannya kepada sesama sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt. 

  1. Perlindungan dari setan yang dapat mengganggu anak yang baru lahir

Selaras dengan makna membebaskan dari kondisi tergadai yang telah disebutkan sebelumnya. Anak yang baru lahir merupakan kondisi yang masih merada dalam “kekangan setan” yang akan selalu menggoda dan menjerumuskan. Oleh karena itu, dalam usaha untuk membebaskan “kekangan setan” tersebut, orang tua dapat melakukan ibadah aqiqah. 

  1. Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan.

Dalam usaha membebaskan si anak dari kondisi tergadaikan dan dalam rangka membantu Ayah Bunda untuk merasakan manfaat aqiqah, Syamil Aqiqah hadir untuk #MembebaskanTanpaMemberatkan dengan berbagai pilihan paket aqiqah terjangkau yang dapat Ayah Bunda pertimbangkan.

Aqiqah: Merayakan Anugerah Kelahiran Bayi dengan Memberikan Keberkahan kepada Orang Lain

Aqiqah adalah praktik penting dalam agama Islam yang melibatkan penyembelihan hewan sebagai bentuk perayaan atas kelahiran seorang bayi. Namun, aqiqah bukan hanya sekadar perayaan semata, melainkan juga merupakan kesempatan untuk memberikan keberkahan kepada orang lain. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana aqiqah dapat menjadi sarana untuk merayakan anugerah kelahiran bayi sambil memberikan manfaat kepada masyarakat.

Menghargai Anugerah Kelahiran Bayi:

Aqiqah adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap anugerah kelahiran bayi yang diberikan oleh Allah SWT. Melalui aqiqah, orang tua menyadari bahwa kelahiran seorang bayi adalah berkah yang membutuhkan apresiasi dan perhatian khusus.

Peran Berbagi dalam Aqiqah:

Aqiqah bukan hanya tentang memanjakan keluarga dan kerabat dekat, tetapi juga tentang memberikan manfaat kepada orang lain. Dalam praktik aqiqah, daging hewan yang disembelih dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, termasuk fakir miskin, tetangga, dan teman-teman. Ini mencerminkan ajaran Islam tentang pentingnya berbagi rezeki dengan sesama.

Memberikan Keberkahan kepada Orang Lain:

Dalam Islam, memberikan keberkahan kepada orang lain merupakan tindakan yang sangat dianjurkan. Melalui aqiqah, orang tua dapat membagikan rejeki yang mereka terima dari Allah kepada orang lain, sehingga dapat menghadirkan kebahagiaan dan manfaat bagi mereka yang menerimanya. Hal ini juga dapat menciptakan ikatan sosial yang kuat dalam komunitas Muslim.

Memperkuat Persaudaraan dan Solidaritas:

Praktik aqiqah tidak hanya menciptakan ikatan keluarga yang erat, tetapi juga memperkuat persaudaraan dan solidaritas di antara anggota masyarakat Muslim. Dengan berbagi daging aqiqah kepada orang lain, terjalinlah hubungan saling mendukung dan saling peduli antara sesama muslim.

Mendorong Kepedulian Sosial:

Aqiqah mengajarkan nilai-nilai sosial yang kuat, seperti kepedulian terhadap orang lain dan pemahaman akan kewajiban kita untuk membantu sesama. Melalui aqiqah, orang tua juga dapat mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya berbagi, kepedulian sosial, dan tanggung jawab kita sebagai umat Muslim terhadap masyarakat sekitar.

Aqiqah tidak hanya merupakan perayaan atas kelahiran bayi, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memberikan keberkahan kepada orang lain. Dalam aqiqah, keluarga Muslim dapat merayakan anugerah kelahiran bayi mereka dengan memberikan manfaat kepada masyarakat, memperkuat ikatan sosial, dan mendorong kepedulian.

 

Penulis : Selviana